Kamis, 13 November 2008

TENTANG ORANG-ORANG TERLUKA

Barangkali di hatinya ada celah yang terabaikan sehingga sandarannya tidak kokoh. Kalau sebutir pasir masuk, maka debu pun apalagi. Maka segala perca kehidupan yang kecil masuk ke dalam celah itu. Maka seolah-olah ruang itu jadi penuh. Seolah penuh dengan asa padahal dosa yang tercipta karena tumpukan noda yang datang satu demi satu, lalu menutupi kebeningan si hati. Kasihan sekali mereka yang terluka karena hatinya sendiri. Sandaran pun roboh. Takdir dipersalahkan. Hati pun luka, sakit, perih dan berkarat. Ribuan keluh bermunculan. Rasanya pedih.
Kawan...mari kita analisis kenapa orang terkadang bisa terluka. Kenapa bisa kecewa. Ternyata bermula dari celah kecil di hati yang lupa ditutupi. Barangkali karena lalai atau terlena dengan urusan-urusan dunia. Kesalahan kecil yang fatal. Salah meletakkan harap bukan padaNya. Sebab bila harapan diletakkan padaNYa, kerinduan akan wajahNya saja yang ada. Apapun akhirnya adalah pemberian terbaik yang diberikanNya. Berbanggalah semestinya, sebab Dia memberikan sesuatu yang spektakuler berupa rahasia yang masih akan tersingkap di kemudian hari saat kita telah memahami inginNya. Pasti ada hikmah dari semua peristiwa, hanya saja kita terlalu awam untuk memahami.
Barangkali juga bukan sekarang kita baca, tapi esok saat hari ini telah menjadi masa lalu. Berlalulah luka, tak mengapa. Ini hidup, untaian tarbiyah tak berjeda kecuali kita membuat jeda yang panjang.
Lalu, tentang jenuh. Apa ya obatnya? semakin dipikirkan ternyata cuma kebencian yang menggunung. Segalanya memang membosankan kecuali kita tetap setia padaNya. Seperti elang yang membutuhkan angkasa luas untuk terbang melanglang buana dan kitari dunia. Bila tak ada yang didapati, ya sudah terima sajka apa yang ada. Keajaiban selalu ada bila peka kita melaluinya. Biarlah segala luka hanya sesaat saji. Nikmati hakikatnya. Resapi filosofinya. Maka kita akan kaya kontemplasi.
Hidup itu berjalan ke depan dan bukan mundur ke belakang, maka yang masih ada di depan dan menjadi milik kita pastilah satu saat akan kita capai. Jika bukan maka akan kita lalui. Itu saja, ridho dengan kehendakNya dan yakin bahwa itu adalah yang terbaik. Apa pun namanya, apapun bentuknya, adalah hadiah terindah untuk jiwa yang indah memaknai hidup dengan indah. Selamat menapaki hari baru. Get the spirit of ikhlas. (Rieve)

Tidak ada komentar: